SEJARAH MUSIK BLUES
Aliran  musik vokal daninstrumental ini berasal dari Amerika Serikat tepatnya  lahir dari etnis Afrika-Amerika di semenanjung Delta Mississippi dan  mulai berkembang pesat pada akhir abad 19 M/ sekitar tahun1895. Blues  muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan  komunitas kulit hitam asal Afrika di Amerika yang bekerja sebagai buruh  tani, di mana saat mereka bekerja atau istirahat sore hari mereka selalu  melantunkan pujian kepada Allah dan juga lagu-lagu sedih (blues) yang  khas melodi ras Afrika, dan tentu saja dengan lirik-lirik budak yang  tertindas saat itu.
Musik blues telah terbukti berakar dari tradisi kaum Muslim di Afrika Barat, hal ini telah di buktikan 
oleh  Sylviane Diouf seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada  Schomburg Center for Research in Black Culture di New York. Untuk  membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum  Muslim, Diouf memutar dua buah rekaman di hadapan publik yang hadir di  sebuah ruangan Universitas Harvard, yaitu :
- Rekaman yang berisi lantunan adzan/ panggilan bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat;
- Rekaman yang berisi lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun lalu yang dikenal dengan nama Levee Camp Holler.
Levee Camp Holler bukanlah lagu  blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh Muslim kulit hitam  asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca perang sipil. Lirik lagu  Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti  panggilan adzan dan berisi tentang keagungan Allah. Seperti halnya  lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar.  Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Camp Holler  yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya hubungan antara keduanya.
Jonathan Curiel dalam tulisannya  bertajuk Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika  perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika barat yang tinggal  di Amerika sekitar tahun 1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk  kulit hitam dari Afrika barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan  budak.
Menurut para sejarawan sekitar  30% budak dari Afrika barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika  adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun  banyak dari mereka tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan  asalnya, mereka melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari.
Sejarah juga mencatat bahwa para  pelaut Muslim dari Afrika barat adalah yang pertama kali menemukan  benua Amerika sebelum Columbus. Jadi secara historis kaum Muslim telah  memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum  Columbus menemukannya (Fareed H Numan dalam American Muslim History A  Chronological Observation).
Pengaruh lainnya yang diberikan  komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik  blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu  blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka  mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan. Pada era perbudakan di  Amerika, orang kulit putih melarang mereka menabuh drum karena khawatir  akan menumbuhkan perlawanan para budak. Namun penggunaan alat musik  gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika diizinkan untuk  dimainkan karena mirip biola. Guru besar Ethnomusikologi dari  Universitas Mainz Jerman bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik  banjo Amerika juga berasal dari Afrika.
Secara khusus Prof Kubik menulis  buku tentang relasi musik blues dengan peradaban Islam di Afrika barat  berjudul "Africa and the Blues" yang diterbitkan University Press of  Mississippi pada 1999. Secara akademis Prof Kubik telah membuktikan gaya  vokal kebanyakan penyanyi blues menggunakan melisma, intonasi  bergelombang,. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalan masyarakat  di Afrika barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak  abad ke 7 dan ke 8 M. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku  kata.
Sedangkan intonasi bergelombang  merupakan rentetan dari mayor ke skala minor dan kembali lagi, hal ini  sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca  Alquran. Lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran dari para Muslim kulit  hitam di Amerika mengandung musikalitas. Dalam sebuah jamaah di New  Jersey, ketika berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang  melantunkan doa yang terdengar sangat musikal seperti yang orang Amerika  menyebutnya "Blues". Begitulah tradisi Islam di Amerika telah  melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues.
Saat ini musik blues  mempengaruhi perkembangan musik jazz, country dan rock. Dan perkembangan  blues sangat dipengaruhi lingkungan urban maupun desa Amerika, dimana  ras Afrika mendominasi gaya musik blues. Para pemusik blues dan pencipta  blues rata-rata orang kulit hitam Amerika. Musik yang menerapkan blue  note dan pola call and response itu diyakini publik Amerika dipopulerkan  oleh WC Handy (1873-1958) yang dianggap sebagai bapak blues.  Lagu Aunt Hagar's Children dan Saint Louis Blues diterbitkan  masing-masing pada tahun 1914-1921.

 
 
 
 
0 comments:
Post a Comment